[] [ ]readmore

Senin, 16 Januari 2012

Hak Atas Kekayaan Intelektual (HAKI)


14.1 Pengertian HAKI
            HAKI merupakan singkatan dari Hak Atas Kekayaan Intelektual, yang dalam bahasa inggris disebut dengan “Intelectual Property Right”. Hak atas Kekayaan Intelektual adalah hak yang lahir dari kemampuan intelektual atau daya kreasi pikiran manusia dan dapat berupa ciptaan atau temuan maupun penyempurnaan atau perbaikan terhadap permasalahan di berbagai bidang. Karya-karya intelektual tersebut meliputi bidang ilmu pengetahuan, seni, sastra, ataupun teknologi, yang dilahirkan dengan pengorbanan tenaga, waktu, dan bahkan biaya. Pengorbanan tersebut menjadikan suatu karya yang dihasilkan menjadi memiliki nilai. Jika ditambah dengan manfaat ekonomi yang dapat dinikmati, maka nilai ekonomi yang dimiliki oleh suatu karya tersebut menumbuhkan konsepsi kekayaan (Property) terhadap karya-karya intelektual.
Dengan adanya konsepsi kekayaan pada suatu karya, timbul suatu kebutuhan untuk melindungi atau mempertahankan kekayaan-kekayaan tersebut, yang akhirnya melahirkan konsepsi perlindungan hukum dan pengakuan hak atas kekayaankekayaan tersebut. Secara umum, Hak atas Kekayaan Intelektual terbagi dalam dua kategori, yaitu :
1. Hak Cipta
2. Hak Kekayaan Industri, meliputi Paten, Merek, Desain Industri, Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu, Rahasia Dagang dan Varietas Tanaman.

14.2 Sejarah HAKI
WTO (World Trade Organization) dengan Indonesia salah satu anggotanya, pada tanggal 15 April 1994 telah menandatanganni persetujuan umum tentang tarif dan perdagangan (GATT) di Marrakesh, Maroko. Indonesia sebagai salah satu Negara yang telah sepakat untuk melaksanakan persetujuan tersebut dengan seluruh lampirannya melalui Undang-Undang No.07 tahun 1994 tentang persetujuan pembentukan organisasi perdagangan dunia (WTO). Adapun lampiran yang berkaitan dengan HAKI adalah Trade Related Aspects of Intellectual Property Rights (TRIPO’s) yang merupakan jaminan bagi keberhasilan diselenggarakannya hubungan perdagangan antar negara secara jujur dan adil adalah sebagai berikut:
TRIP’s menitikberatkan pada norma dan standard Sifat persetujuan dalam TRIP’s adalah Full Complience atau ketaatan yang bersifat memaksa tanpa reservation. TRIP’s memuat ketentuan penegakan hukum yang sangat ketat dengan mekanisme penyelesaian sengketa diikuti dengan sanksi yang bersifat retributif. Sebagai konsekuensi dari keikutsertaan Indonesia sebagai anggota WTO, mengharuskan Indonesia menyesuaikan segala peraturan perundangannya di bidang Hak atas Kekayaan Intelektual dengan standar TRIP’s.

14.3 Landasan Hukum HAKI
            Instansi yang berwenang dalam mengelola Hak atas Kekayaan Intelektual di Indonesia adalah Direktorat Jenderal Hak Kekayaan Intelektual (Ditjen.HKI) yang berada di bawah Departemen Kehakiman dan HAM Republik Indonesia. Disamping itu, khusus untuk mengelola informasi HAKI, juga telah dibentuk Direktorat Teknologi Informasi di bawah Ditjen.HKI. Hal ini menunjukkan bahwa pengakuan HAKI di Indonesia benar-benar mendapat perhatian yang serius.
            Dalam pelaksanaan HAKI, setiap perorangan ataupun Badan Hukum mendapat perlindungan sesuai ketentuan yang diatur dalam berbagai konvensi internasional dan perundang-undangan yang diterbiitkan oleh pemerintah Indonesia sebagai berikut :
  • Konvensi Paris tentang Paten, Merek, Desain Industri, dan Indikasi Geografis.
  • Konvensi Bern tentang Hak Cipta di bidang karya tulis, pekerjaan artistik.
  • Konvensi Roma tentang pemain sandiwara, program, penyiaran/rekaman suara, VCD.
  • Konvensi Washington tentang integrated circuit.
  • Undang-undang Republik Indonesia No. 7 tahun 1994 tentang Persetujuan Pembentukan Organisasi Perdagangan Dunia.
  • Undang-undang Republik Indonesia No. 19 tahun 2002 tentang Hak Cipta.
  • Undang-undang Republik Indonesia No. 14 tahun 2001 tentang Paten.
  • Undang-undang Republik Indonesia No. 15 tahun 2001 tentang Merek.
  • Undang-undang Republik Indonesia No. 29 tahun 2000 tentang Perlindungan Varietas Tanaman.
  • Undang-undang Republik Indonesia No. 30 tahun 2000 tentang Rahasia Dagang.
  • Undang-undang Republik Indonesia No. 31 tahun 2000 tentang DesainIndustri.
  • Undang-undang Republik Indonesia No. 32 tahun 2000 tentang Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu.
  • Kepres No. 17/1997 tentang Pengesahan Trade Mark Law Treaty
  • Kepres No. 18/1997 tentang Pengesahan Bern Convention for The Protection of Literary and Artistc Work.

14.4 Manfaat HAKI
            Hak atas Kekayaan Intelektual menjadi suatu hal yang sangat penting , karena
memiliki manfaat-manfaat sebagai berikut :
  • HAKI memberikan perlindungan terhadap penyalahgunaan atau pemalsuan suatu karya intelektual sesorang oleh pihak lain di dalam negeri maupun diluar negeri.
            Bagi innovator, dapat menjamin kepastian hukum baik individu maupun     kelompok serta terhindar dari kerugian akibat pemalsuan dan perbuatan curang      pihak lain. Adanya citra positif pemerintah yang menerapkan HAKI di tingkat         WTO, dan penerimaan devisa yang diperoleh dari pendaftaran HAKI.
  • HAKI dapat digunakan sebagai alat promosi untuk memperluas pasar produk.
            Adanya kepastian hukum bagi pencipta karya untuk melakukan usahanya dengan tenang tanpa gangguan dari pihak lain.
            Pemegang hak dapat melakukan upaya hukum baik perdata maupun pidana            dengan masyarakat umum. Pemegang hak dapat memberikan izin atau lisensi     kepada pihak lain.
»»  READMORE... by Facebook Comment

Pembangunan Sistem Informasi (Information System development)


13.1 Perencanaan Sistem Informasi (Information Systems Planning)
Pengembangan sistem (Systems development) adalah sekumpulan aktivitas yang dibutuhkan untuk membangun suatu Sistem Informasi sebagai solusi terhadap peluang dan permsalahan bisnis. Komponen utama adalah perencanaan system Informasi yang dimulai dengan perencanaan strategis dari organisasi. Perencanaan strategis dari organisasi menyatakan misi dari organisasi, tujuan yang berhubungan dengan misi tersebuat dan langkah-langkah yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan –tujuan tersebut. Misi berisi pernyataan mengenai keinginan organisasi untuk menjadi organisasi yang bagaimana atau untuk membuat apa
dimasa yang akan datang. Proses perencanaan strategis menyesuaikan dengan tujuan organisasi dan resources terhadap perubahan pasar dan peluang yang ada.
Arsitektur Teknologi Informasi menggambarkan cara sumber (resources) informasi suatu organisasi digunakan untuk mencapai misi organisasi tersebut. Hal ini meliputi aspek teknik yaitu hardware, sistem operasi, jaringan, data, sistem manajemen data dan aplikasi perangkat lunak serta aspek manajerial yang merincikan bagaimanan cara mengatur departemen Sistem Informasi akan dilakukan, bagaimanan manajer dari area fungsional (functional area) terlibat dan bagaimana keputusan Sistem Informasi akan dibuat.

13.1.1 Perencanaan Strategis Sistem Informasi
Perencanaan strategis dari Sistem Informasi adalah sekumpulan tujuan jangka
panjang yang menggambarkan arsitektur Teknolgi informasi dan Sistem Informasi
yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan dari organisasi. Strategi Sistem Informasi
harus memenuhi tiga tujuan berikut :
Sistem Informasi harus dibatasi dengan perencanaan strategis organisasi.
Sistem Informasi harus menyediakan arsitektur Teknologi Informasi yang
memungkinkan pengguna, aplikasi dan basis data untuk dihubungkan melalui
jaringan dan diintegrasikan.
Sistem Informasi harus secara efisien mengalokasikan resources
pengembangan Sistem Informasi diantara proyek-proyek yang berkompeten
sehingga proyek dapat diselesaikan tepat waktu dengan biaya yang telah
ditentukan dan memiliki fungsi-fungsi yang dibutuhkan.

13.1.2 Perencanaan Operasional Sistem Informasi (The IS Operational Plan)
Perencanaan operasional Sistem Informasi terdiri atas elemen-elemen sebagai berikut :
  • Misi : misi dari fungsi Sistem Informasi
  • Is Environment (Environment Sistem Informasi) : rangkuman informasi kebutuhan terhadap area fungsional (functional areas) dari organisasi.
Tujuan dari fungsi Sistem Informasi (Objective of the IS Function)
Batasan dari fungsi Sistem Informasi (Constraint on the IS fnction)
  • Long-term systems needs : rangkuman kebutuhan sistem oleh perusahaan dan proyek Sistem Informasi yang dipilih untuk mencapai tujuan organisasi.
  • Short-range plan : inventori dari proyek yang sekarang, dan perencanaan rinci dari proyek yang akan dikembangkan atau dilanjutkan pada tahun saat ini.

13.2 The Traditional Systems Development Life Cycle (SDLC)
Systems Development Life Cycle (SDLC) adalah metode pengembangan system tradisional yang digunakan oleh organisasi-organisasi saat ini. SDLC adalah kerangka kerja yang terdiri dari urutan proses pengembangan Sistem Informasi, seperti systems investigation, systems analysis, systems design, programming, testing, implementation, operation dan maintenance. Hal ini seperti digambarkan berikut ini :
Gambar Systems Developement Life Cycle (SDLC)
SDLC dapat memiliki lebih atau kurang dari tahapan-tahapan proses tersebut. Pada masa dulu, pengembang sistem menggunakan pendekatan Waterfall yaitu proses pengembangan sistem dimana tiap tahapan proses harus diselesaikan terlebih dahulu sebelum melanjutkan ke proses selanjutnya. Pihak-pihak yang terlibat dalam proyek pengembangan sistem adalah :
  • User
User adalah pegawai dari berbagai macam area fungsional (functional areas) dan tingkatan pada suatu organisasi yang berinteraksi dengan sistem baik secara langsung maupun tidaklangsung.
  • System Analyst
System Analyst adalah seorang profesional yang bekerja menganalisis dan merancang Sistem Informasi.
  • Programmer
Programmer adalah seorang profesional yan gmelakukan modifikasi terhadap progam komputer yang ada atau membuat program komputer baru dengan tujuan memenuhi kebutuhan pengguna.
  • Technical specialist
Technical specialist adalah seorang ahli pada suatu bidang teknologi seperti basis data, atau telekomunikasi.
Semua pihak yang dipengaruhi oleh perubahan Sistem Informasi tersebut
dikenal dengan sebutan Systems Stakeholders.

13.2.1 System Investigation
Investigasi sistem dimulai dengan permasalahan bisnis, yaitu pemahaman permasalahan bisnis dari berbagai sudut pandang. Setelah itu barulah dilakukan berbagai macam studi kelayakan (Feasibility Studies). Studi kelayakan menentukan kemungkinan keberhasilan dari proyek pengambangan sistem serta mengukur kelayakan dari sisi teknik, ekonomi dan behavioral. Studi kelayakan ini dapat mencegah organisasi melakukan kesalahan. Berikut diuraikan jenis-jenis studi kelayakan (Feasibility Studies) :
  • Technical Feasibility
Technical Feasibility menentukan apakah hardware, software dan komponen komunikasi dapat dikembangakan dan atau diperoleh untuk menyelesaikan permasalahan bisnis. Technical Feasibility juga menentukan apakah teknologi yang ada pada organisasi dapat digunakan untuk mencapai tujuan kinerja dari proyek tersebut.
  • Economic Feasibility
Economic Feasibility menentukan apakah resiko keuangan dari proyek tesebut dapat diterima dan apakah organisasi mampu memenuhi biaya serta waktu penyelesaian proyek tersebut.
  • Behavioral Feasibility
Behavioral Feasibility merupakan permasalahan manusia terhadap proyek. Semua proyek pengembangan mengakibatkan perubahan dalam suatu organisasi dan manusia pada mumumnya takut akan perubahan.

13.2.2 Analisis Sistem (System Analysis)
System Analysis adalah penyelidikan terhadap permasalahan bisnis yang akan
diselesaikan oleh organisasi melalui Sistem Informasi. Tahapan ini mendefinisikan
permasalahan bisnis, identifikasi penyebab permasalahan tersebut, merincikan
solusinya serta megidentifikasi kebutuhan yang harus dipenuhi solusi tersebut.
Suatu organisasi memiliki tiga solusi utama terhadap permasalahan bisnis, yaitu:
1. Tidak melakukan apa-apa dan terus menggunakan sistem yang telah ada
tanpa perubahan.
2. Memodifikasi atau meningkatkan sistem yang ada.
3. Membangun sistem baru.
Tujuan utama dari System Analysis adalah mengumpulkan informasi mengenai
sistem yang telah ada, untuk menentukan mana diantar tiga solusi di atas yang akan
dilakukan dan menentukan kebutuhan akan sistem yang baru.
Tahapan system Analysis menghasilkan informasi-informasi sebagai berikut :
Kelebihan (strengths) dan kelemahan (weaknesses) sistem yang telah ada.
Fungsi-fungsi yang harus dimiliki oleh sistem yang baru untuk memecahkan
permasalahan bisnis.
Kebutuhan pengguna akan sistem yang baru.

13.2.3 Perancangan Sistem (Systems Design)
System Design menggambarkan bagaimana sistem mencapai tugasnya. Tahapan
System Design digunakan untuk merancang untuk mendapatkan perangkat lunak
(software) yang dibutuhkan yang memenuhi tujuan-tujuan fungsional serta
Lembaga Sertifikasi Profesi Telematika Indonesia 247
menyelesaikan permasalahan bisnis. Deliverable dari tahapan perancangan sistem
adalah :
Output, input serta user interfaces dari sistem
Hardware, Software, Basis data, telekomunikasi, prosedur
Bagaimana komponen-komponen tersebut diintegrasikan.
Perancangan sistem mencakup dua aspek utama dari sistem yang baru :
Logical Systems Design : menyatakan apa yang akan dilakukan oleh sistem,
dengan spesifikasi yang abstrak.
Logical Systems Design termasuk merancang output, input, proces, basis
data, telekomunikasi, kontrol, keamanan dan pekerjaan Sistem Informasi.
Physical Systems Design : menyatakan bagaimanan sistem akan melakukan
fungsi-fungsinya dengan spesifikasi fisik yang aktual.
Physical Systems Design mencakup rancangan perangkat keras(hardware),
perangkat lunak(software), basis data, telekomunikasi dan prosedur.

13.2.4 Programming
Banyak organisasi memutuskan untuk membeli perangkat lunak (software), namun
banyak juga organisasi yan gmemutuskan untuk membuat perangkat
lunak(software) yang dibutuhkan sendiri. Programmingmerupakanproses
menterjemahkan(translation) spesifikasi rancangan/design menjadi kode-kode
komputer. Proses ini dapat berlangsung lama karena membuat kode-kode komputer
merupakan seni dari science.

13.2.5 Testing
Tahapan testing atau uji coba bertujuan untuk memeriksa apakan kode komputer
akan menghasilkan hasil yang diinginkan dan diharapkan untuk suatu kondisi
tertentu. Testing dirancang untuk menemukan kesalahan-kesalahan(error) pada
kode komputer. Terdapat dua jenis error, yaitu syntax error dan logic error. Syntax
error adalah kesalahan pada penulisan kode komputer, sehingga lebih mudah
ditemukan, sementara logic error masih memungkinkan program untuk berjalan,
namun menghasilkan output yang tidak benar untuk suatu input tertentu.Kesalahan
untuk logic error tidak nyata terlihat, sehingga susah ditemukan.

13.2.6 Implementation
Implementasi adalah proses pengubahan atau konversi dari sistem yang lama
menjadi sistem yang baru. Suatu organisasi menggunakan 4 strategi konversi, yaitu:
1. Parallel Conversion
Proses dimana sistem yang lama dan sistem yang baru beroperasi secara serentak untuk suatu jangka waktu tertentu. Kedua sistem tersebut memproses data yang sama pada waktu yang sama, selanjutnya output dari kedua sistem tersebut dibandingkan. Ini merupakan tipe konversi yang paling mahal namun paling tidak beresiko.
2. Direct Conversion
Proses dimana sistem lama dimatikan sementara sistem baru dijalankan
untuk suatu jangka waktu tertentu. Tipe konversi ini paling murah namun
beresiko.
3. Pilot Conversion
Proses memperkenalkan sistem yang baru pada suatu bagian organsasi
dalam suatu jangka waktu tertentu, untuk kemudian dilakukan pengukuran.
Ketika sistem telah berjalan dengan benar, barulah diperkenalkan pada
seluruh bagian organisasi.
4. Phased Conversion
Proses memperkenalkan komponen-komponen dari sistem yang baru,
kemudian setiap modul dilakukan pengukuran. Ketika modul telah berjalan
dengan benar, modul lain diperkenalkan hingga keseluruhan komponen
sistem.

13.2.7 Operation dan Maintenance
Setelah melakukan konversi, sistem yang baru akandioperasikan untuk suatu jangka waktu tertentu. Ketika operasi sistem telah stabil, dilakukan audit pada saat proses
operasi untuk mengukut kemampuan sistem dan menentukan apakah system digunakan dengan benar. Sistem memerlukan beberapa jenis maintenance, yaitu :
Debugging Program
Memperbarui sistem (Updating System) untuk menyesuaikan perubahanperubahan
yang terjadi pada kondisi bisnis organisasi.
Menambahkan fungsi baru (Add New Functionality), termasuk menambahkan
fitur-fitur baru tanpa menganggu operasi sistem tersebut.

13.3 Metode Lain untuk Pengembangan Sistem
Pada umumnya organisasi menggunakan SDLC tradisional dalam mengembangkan sistem. Hal ini dikarenakan SDLC memeiliki keuntungan-keuntungan diantaranya :
kontrol, akuntabilitas, dan deteksi kesalahan (error). Namun demikian SDLC juga
memiliki kerugian-kerugian diantaranya : menghabiskan banyak waktu, relatif tidak
fleksibel, mahal dan lain sebagainya.
Untuk itu, para pengembang mencari metode-metode lain dalam mengembangkan
sistem atau menggabungkan metode-metode yang ada.

13.3.1 Prototyping
Pada pendekatan jenis ini, developer mendapatkan kebutuhan pengguna secara
garis besar saja, tidak secara spesifik atau rinci. Selanjutnya, developer tidak langsung membuat sistem secara keseluruhan, melainkan membuat contoh awal sistem yang disebut dengan Prototype. Prototype ini terdiri atas bagian-bagian yang dimiliki oleh sistem baru, sehingga merupakan pemodelan jalannya sistem baru dengan skala kecil. Keuntungan utama dari pendekatan Prototyping adalah mempercepat proses pengembangan sistem, memberikan pengguna kesempatan untuk mengklarifiskasikan kebutuhan pengguna akansistem yang baru. Prototyping sangat bermanfaat dalam pengembangan Sistem Penunjang Keputusan dan Sistem Informasi Eksekutif (Execution Information System).

13.3.2 Joint Application Design (JAD)
Joint Application Design (JAD) adalah group-based method untuk mengumpulkan kebutuhan pengguna dan menciptakan rancangan sistem. JAD banyak digunakan pada tahapan Sistem Analisis dan Perancangan Sistem dari SDL. Pendekatan JAD terhadap pengembangan sistem memiliki beberapa keuntungan, yaitu :
Proses dalam kelompok melibatkan lebih banyak pengguna dalam proses pengembangan sistem dengan tetap menghemat waktu. Keterlibatan tersebut memberikan banyak dukungan terhadap pengembangan sistem dan dapat menghasilkan sistem dengan kualitas yang lebih tinggi. Selain keuntungan-keuntungan di atas, JAD juga memiliki kerugian-kerugian diantaranya yaitu kesulitan dalam mengumpulkan banyak pengguna untuk mengikuti pertemuan JAD.

13.3.3 Rapid Application Development (RAD)
Rapid Application Development (RAD) adalah metode pengembangan sistem yang dapat mengkombinasikan beberapa metode yaitu JAD, Prototyping, dan ICASE tools(dibahas pada bagian berikutnya) untuk menghasilkan sistem dengan kualitas tinggi. RAD merupakan pendekatan iteratif menyerupai prototyping dimana kebutuhan, rancangan, dan sistem itu sendiri dibangun dengan sederetan perbaikan.
Dengan tools RAD, pengembang meningkatkan versi awal dengan berkali-kali atau banyak iterasi sampai memenuhi atau sesuai untuk kegunaan operasional.Toolstools yang ada bekerja bersama sebagai bagian dari suatu paket yang terintegrasi. RAD menghasilkan komponen fungsional dari sistem akhir bukan suatu versi system dengan skala terbatas.
Dengan RAD, pengguna terlibat secara intensif dala proses pengembangan. Pada awalnya sesi JAD digunakan untuk mengumpulkan kebutuhan sistem. Sementara ICASE tools digunakan untuk menyusun kebutuhan secara cepat dan membangun prototype.
Paket RAD terdiri atas :
Graphical User Development Environment : kemampuan untuk menciptakan banyak aspek dari aplikasi denagn menggunakan “drag-and-drop application”.
Reusable Components : library dari objek-objek standar seperti button, kotak dialog (dialog boxes). Pengembang mengklik dan drag objek-objek ini ke dalam aplikasi.
Code Generator : secara otomatis paket RAD akan menulis program computer untuk mengimplementasikan laporan, input screen, buttons, dan kotak dialog (dialog box).
Programming Language : bahas pemrograman seperti Visual basic, C++.
Paket RAD ini memiliki Integrated Development Environment (IDE) untuk membuat, uji coba, dan debug kode komputer.

13.3.4 Integrated Computer-Assisted Software Engineering (ICASE) Tools
Computer-Aided Software Engineering (CASE) tools melakukan otomasi terhadap banyak tugas pada SDLC. Tools yang digunakan untuk mengotomasi tahapan awal dari SDLC (System investigation, analysis, design) disebut upper CASE tools. Tools yang digunakan untuk mengotomasi tahapan berikutnya dari SDLC (programming, testing, operation, maintenance) disebut lower CASE tools. CASE tools yang menyediakan hubungan antara upper CASE tools dengan lower CASE tools disebut dengan integrated CASE (ICASE)
Tools ini dapat memproduksi sistem yang dapat beroperasi efektif dan lebih lama
dan lebih mendekati kebutuhan pengguna.CASE tools juga dapat mempercepat
proses pengembangan sistem dan menghasilkan sistem yang lebih fleksibel serta
mudah menyesuaikan terhadap perubahan bisnis. Sistem yang dihasikan dengan
menggunakan CASE tools biasanya memiliki dokumentasi yang lebih baik.
Sementara itu CASE tools memiliki kelemahan yaitu CASE tools dapat menghasilkan
sistem awal yang cukup mahal untuk dibangun dan dijaga.Selain itu, CASE tools juga
sangat sulit untuk diperbarui dan mungkin sulit untuk digunakan dengan sistem yang
telah ada.

13.3.5 Object-Oriented Development
Pendekatan Object-Oriented (OO) tidak dimulai dari suatu tugas untuk dilakukan tapi dengan aspek kehidupan nyata yang harus dimodelkan untuk menjalankan tugas-tugas tersebut. Keuntungan dari pendekatan object-oriented adalah :
  • Mengurangi kompleksitas pengembangan sistem dan memudahkan dan mempermudah pembuatan dan penjagaan sistem sebab setiap objek relative kecil dan self-cotained.
  • Meningkatkan produktivitas dan kualitas programmer.
  • Sistem yang dikembangkan dengan pendekatan Object-Oriented lebih fleksibel.
  • Sistem dapat dimodifikasi dan ditingkatkan dengan mudah.
  • Pendekatan OO memungkinkan system analyst untuk berpikir pada tingkat real-word systems dan tidak pada level bahasa pemrograman.
  • Pendekatan OO baik untuk pengembangan Aplikasi Web.
  • Pendekatan OO menggambarkan berbagai macam elemen dari system informasi dlam istilah pengguna sehingga pengguna memiliki pemahaman yang lebih baik tentang sistem yang baru.

13.3.5.1 Object-Oriented Analysis and Design (OOA&D)
Proses pengembangan untuk sistem Object-Oriented dimulai dengan studi kelayakan dan analisis terhadap sistem yang telah ada. Pada bagian ini pengembang mengidentifikasi objek untuk sistem yang baru. Objek merupakan elemen mendasar pada OOA&D, yang merepresentasikan entitas nyata yang dapat diukur seperti customer, bank account, student dan lain sebagainya.
Untuk itu OOA&D analyst mendefinisikan objek-objek yan grelevan yang dibutuhkan untuk sistem yang baru termasuk properti(nilai data) dan oerasi-operasi (behaviour). Analyst selanjutnya memodelkan bagaimanan objek berinteraksi untuk memenuhi tujuan sistem yang baru. Untuk beberapa kasus, analyst dapat menggunakan kembali objek-objek yang telah ada pada sistem yang baru. Hal ini dapat menghemat waktu untuk membuat program.

13.4 Pengembangan Sistem di Luar Departemen Sistem Informasi
13.4.1 End-User Development
End-User Development merupakan pengembangan sistem yang dilakukan oleh pengguna sendiri dengan menggunakan komputer untuk meyelesaikan permasalahan bisnis yang dimiilkinya.

13.4.2 External Acquisition of Software
External Acquisition of Software adalah memilih untuk menggunakan software dengan membeli software tersebut daripada membuat atau mengembangkan software sendiri. Kriteria yang digunakan untuk memilih software yang akan dibeli adalah :
  • Masalah biaya dan keuangan
  • Upgrade Policy dan biaya Reputasi perusahaan dan tersedianya bantuan
  • Pelanggan lama perusahaan
  • Kemudahan internet interface
  • Ketersediaan dan kualitas dokumentasi
  • Kebutuhan hardware dan sumber daya jaringan
  • Pelatihan yang dibutuhkan
  • Keamanan
  • Kecepatan pembelajaran untuk pengembang atau pengguna
  • Presentasi grafik atau gambar
  • Kemampuan mengatur data

13.4.3 Application Service Providers (ASP)
ASP menyediakan aplikasi untuk suatu organisasi dengan cara berlangganan. Paket aplikasi tersebut tidak dijual, atau dilisensikan kepada suatu organisasi, melainkan ditempatkan pada pusat data (data center) ASP dan diakses dari jauh oleh pelanggan.

13.4.4 Outsourcing
Outsourcing merupakan pembelian produk atau layanan dari perusahaan lain. Berikut beberapa keuntungan yang diperoleh dari melakukan outsourcing :
  • Hardware economies of sale
Dengan banyaknya pelanggan, maka perusahaan yang melakukan outsourcing dapat memperoleh efisiensi harga dan potongan harga untuk pembelian hardware dengan jumlah tertentu.
  • Staffing Economies of Scale
Memungkinkan bagi perusahaan yang melakukan outsourcing untuk mendapatkan teknisi dengan kualitas yang tinggi.
  • Specialization
Menyediakan layanan komputer merupakan kompetensi utama dari perusahaan penyedia layanan outsourcing.
  • Tax Benefits
Organisasi atau perusahaan dapat mengurangi biaya outsourcing dikarenakan jatuhnya harga pembelian hardware untuk tiga sampai lima tahun.
Outsourcing juga dapat menyebabkan permasalahan-permasalahan pada organisasi
 atau perusahaan, diantaranya yaitu :
  • Limited Economies of Scale
Walaupun perusahaan yang melakukan outsourcing dapat meminta negosisasi harga untuk hardware, keuntungannya tidak begitu signifikan.
  • Staffing
Pada umumnya pegawai-pegawai lama yang melayani pelanggan, bukan pegawai dengan skill yang tinggi.
  • Lack of Business Expertise (Kurangnya Keahlian Bisnis)
Staff yang ada cenderung menjadi lebih teknis dan memiliki sedikit pengetahuan terhadap permasalahan bisnis.
  • Contract Problems
Beberapa pelanggan gagal untuk menyediakan layanan sesuai dengan tingkatan yang ada di kontrak sehingga harus mengeluarkan biaya tambahan untuk sesuatu yang tidak tertulis pada kontrak. Internal Cost Reduction Opportunities Organisasi dapat menghemat biaya dengan denganmeningkatkan manajemen Teknologi Informasi perusahaan tersebut.
Berikut beberapa guideline atau panduan untuk membantu suatu organisasi melakukan outsourcing terhadap sebagian atau keseluruhan fungsi Teknologi Informasi di perusahaan tersebut, yaitu diantaranya :
  • Short-period contracts
Kontrak outsourcing biasanya berlaku untuk jangka waktu yang panjang (5-10 tahun). Karena Teknologi Informasi berkembang sangat cepat maka mungkin saja pelanggan sudah tidak terarik setelah lima tahun. Maka, jika kontrak jangka panjang, perlu dilakukan negosiasi untuk melakukan revisi terhadap sistem jika diperlukan.
  • Subcontracting
Perusahaan mungkin melakukan subcontract untuk beberapa layanan ke perusahaan-perusahaan lain. Kontrak harus memberikan pelanggan beberapa kontrol atas keadaaan-keadaan termasuk pemilihan perusahaan dan pengaturan subcontract.
  • Selective Outsourcing
Perusahaan pada umumnya tidak melakukan outsource terhadap fungsi Teknologi Informasi secara mayoritas tapi hanya melakukan outsource untuk beberapa area saja

13.5 Membangun Aplikasi Internet dan Intranet
13.5.1 Strategi Pengembangan Intranet dan Internet
Web Browser merupakan teknologi yang sangat sederhana, sehingga banyak perusahaan yang tidak menggunakan metode SDLC untuk mengembangan internet/intranet. untuk tahap awal perencanaan, hal yang dilakukan adalah mengidentifikasi tujuan dari web sites organisasi. Tujuan ini bermacam-macam tergantung apakah web site tersebut berada di internet yang merepresentaskan organisasi tersebut ke masyarakat umum, di ekstranet untuk digunakan dengan rekan bisnis atau di intranet, yang hanya digunakan untuk kebutuhan pegawai perusahaan saja.
Tahapan planning ini juga harus mencakup masalah kebutuhan infrastruktur, keamanan, dan hukum.Keamanan harus sesuai dengan kegunaan setiap situs, dengan menggunakan firewall untuk melindungi data dan program, dan dengan mekanisme untuk melindungi keamanan transaksi pelanggan.

13.5.2 Web dengan Bahasa Pemrograman Java
Pada umumnya web internet dan intranet dibuat dengan menggunakan bahasa HTML, bahasa sederhana yang sangat bermanfaat untuk menampilkan kandungan statis ke pembaca.s HTML memiliki kemampuan yang terbatas untuk berinteraksi dengan pembaca untuk menyediakan informasi yang secara berkesinambungandiperbarui.
Bahasa pemrograman lain yang dapat digunakan untuk membangun web di intranet/internet adalah Java. Java meruapakan bahasa pemrograman yang khusus dirancang untuk berjalan di jaringan. Program java dapat dikirmkan dari suatu web server melalui internet dan dijalankan di komputer untuk menampilkan web page. Java merupakan bahasa pemrograman yang object-oriented, sehingga pengambangan object-oriented relevan penggunaannya. Namun demikian program Java WebPage, yang disebut applet harus berukuran kecil, untuk menghindari penundaan atau keterlambatan dalam pengiriman data melalui internet. Program java berjalan sangat lamban dibandingkan program dengan bahasa lain, sehingga harus diusahakan agar ukuran program tersebut kecil.
»»  READMORE... by Facebook Comment

Strategic Systems and Reorganization


12.1 Strategic Information System
Strategic Information Systems (SISs) atau Sistem Informasi yang strategis adalah sistem yang menunjang dalam pembentukan strategi bersaing dari suatu organisasi. SIS memiliki kemampuan untuk melakukan perubahan secara signifikan terhadap proses pelaksanaan bisnis. Peran-peran Teknologi Informasi terhadap sistem yang strategis adalah :
  • Teknologi Infromasi menciptakan aplikasi yang menyediakan keuntungan strategis secara langsung untuk organisasi. Contoh : Federal Express merupakan perusahaan pertama dalam dunia industri yang menggunakan teknologi informasi untuk menelusuri lokasi dari setia paket pengiriman barang di dalam sistemnya.
  • Teknologi Infromasi mendukung perubahan yang strategis seperti reengineering.
  • Teknologi Informasi menyediakan inovasi yang berhubungan dengan teknologi atau bertindak sebagai enabler dari inovasi.
  • Teknologi Infromasi menyediakan Competitive Intelligence dengan mengumpulkan dan menganalisis informasi mengenai inovasi, pasar, pesaingpesaing, dan perubahan lingkungan.

12.1.1 Competitive Intelligence
Aktivitas-aktivitas dari Competitive Intelligence diantaranya adalah mengumpulkan informasi mengenai para pesaing, informasi mengenai pasar, teknologi dan tindakan-tindakan pemerintah. Competitive Intelligence mengarahkan kinerja bisnis dengan meningkatkan penegtahuan pasar dan menaikkan kualitas dari perencanaan strategis (strategic planning). Competitive Intelligence dapat ditingkatkan oleh Teknologi Informasi termasuk Intelligent Agents. Internet memegang peranan penting dalam mendukung Competitive Intelligence. Dengan menggunakan tools internet, perusahaan dalam mengimplementasikan strategi searching untuk mengumpulkan Competitive Intelligence dengan mudah, cepat,dan relatif tidak mahal.

12.2 Porter’s Competitive Forces Model
Persaingan menjadi hal yang utama dalam keberhasilan atau kegagalan suatu perusahaan. Salah satu framework yang cukup dikenal untuk melakukan analisis terhadap daya saing adalah Porter’s Competitive Forces model. Pada Porter’s Model, terdapat lima kekuatan (forces) utama yang dapat membahayakan posisi suatu perusahaan pada industri. Kelima kekuatan utama tersebut adalah :
  • Ancaman dari pesaing baru.
  • Kekuatan penawaran (bargaining power) dari supplier.
  • Kekuatan penawaran (bargaining power) dari pelanggan (customer).
  • Ancaman dari produk atau layanan pengganti.
  • Persaingan diantara perusahaan-perusahaan dalam dunia industri.
Tujuan dari identifikasi terhadap kekuatan-kekuatan (forces) bersaing di atas adalah untuk memungkinkan organisasi untuk membuat strategi yang bertujuan membangun posisi yang menguntungkan dan dapat dipertahankan terhadap lima kekuatan (forces) tersebut. Adapun strategi-strategi sebagi respon terhadap kekuatan bersaing diatas adalah :
1. Cost Leadership Strategy : menghasilkan produk dan atau layanan dengan
biaya yang paling rendah dalam industri.
2. Differentiation Strategy : menjadi unik dalam dunia industri, misalnya dengan
menghasilkan suatu produk dan atau layanan dengan kualitas yang tinggi dan
harga bersaing.
3. Focus Strategy : memilih ruang lingkup pasar yang sempit, dan mencapai
strategi cost leadership atau differentiation pada ruang lingkup tersebut.
4. Growth Strategy : meningkatkan market share, mendapatkan pelanggan
yang lebih banyak atau menjual lebih banyak produk dengan menggunakan
perdagangan elektronik (electronic commerce) untuk memperkuat
perusahaan dan meningkatkan keuntungan dalam jangka waktu panjang.
5. Alliances Strategy : bekerja sama dengan rekan-rekan bisnis. Dengan fasilitas
electronic data interchange, groupware, ekstranet, strategi ini memungkinkan
perusahaan untuk konsentrasi pada bisnis utama dan menyediakan peluan
untuk bertumbuh.
6. Innovation Strategy : membuat produk dan layanan baru, fitur-fitur baru
pada produk dan layanan yang telah ada, dan cara baru untuk memproduksi
atau menjual produk dan layanan tersebut.
7. Internal Efficiency Strategy : meningkatkan pelaksanaan proses bisnis seperti
peningkatan kepuasan pelanggan, kualitas dan produktivitas, mengurangi
waktu pemasaran dan lain sebagainya. Selain itu, meningkatkan proses
pengambilan keputusan dan manajemen aktivitas, dapat meningkatkan
efisiensi.
8. Customer-Oriented Strategy : Konsentrasi untuk membuat pelanggan senang
dengan menyadari bahwa pelanggan adala raja dan ratu. Kontribusi Teknologi
Informais dalam hal ini adalah meningkatkan layanan terhadap pelanggan,
misalnya dengan fasilitas e-mail atau katalog komputer.

12.2.1 Penggunaan Forces Model
Dalam menggunakan Forces model, terdapat empat langkah yang terlibat, yaitu:
1. Mendaftarkan players dalam setiap Competitive Force, misalnya berbelanja
melalui internet dapat menjadi pengganti dari pergi berbelanja ke toko.
2. Hubungkan penentu utama (major determinants) untuk setiap force. Misalnya
untuk berbelanja secara elektronik dapat diperiksa biaya pembeli,
keuntungan dari berbelanja secara elektronik, dan lain sebagainya.
3. Menemukan cara bagaimana perusahaan mengatasi forces berdasarkan
player dan penentu (determinants).
4. Cari teknologi informasi yang mendukung, misalnya teknologi untuk
mengatur pembeli yang banyak, atau penggunaan basis data yang besar dan
lain sebagainya.

12.2.2 Peranan Teknologi Informasi pada Competitive Forces
Berikut ini akan diuraikan beberapa dukungan Teknologi Informasi berdasarkan
implikasi bisnis pada setiap Competitive Forces :
Ancaman dari pesaing baru.
  • Mengurangi harga : produk atau layanan yang berbeda-beda.
  • Basis baru untuk persaingan : mengawasi jalur distribusi (distribution channels), membagi-bagi pasar (segmenting market).
Kekuatan penawaran (bargaining power) dari supplier.
  • Meningkatkan harga : implementasikan supplier Sourcing system.
  • Mengurangi kualitas penyediaan barang atau layanan : memperluaspengawasan kualitas.
Kekuatan penawaran (bargaining power) dari pelanggan (customer).
  • Memaksa harga turun : produk atau layanan yang berbeda-beda dan meningkatkan kinerja.
  • Mendorong persaingan : memfasilitasi pembeli dengan pemilihan produk.
Ancaman dari produk atau layanan pengganti.
  • Membatasi pasar yang berpotensi dan keuntungan : menggunakan strategi differentiation.
Persaingan diantara perusahaan-perusahaan dalam dunia industri.
  • Kompetisi harga : meningkatkan harga, kinerja.
  • Kebutuhan membangun produk dan layan baru : mendefinisikan ulang produk dan layanan.
  • Distribusi dan layanan : mendefinisikan ulang pembagian pasar.
  • Dibutuhkan loyalitas pelanggan : mendekati konsumen.

12.3 Business Process Reengineering (BPR)
Salah satu pendekatan untuk mengingkatkan efektivitas suatu organisasi adalah Business Process Reengineering (BPR). BPR merupakan aktivitas yang menggunakan berbagai macam jenis input untuk menciptakan output kepada pelanggan. Pada BPR, suatu organisasi berpikir secara mendasar dan merancang ulan gsecara radikal proses bisnis perusahaan atau organisasi tersebut untuk mencapai peningkatan yang hebat dalam ukuran kinerja dari sisi kualitas, biaya kecepatan dan laaynan.

12.3.1 Prinsip-Prinsip BPR
Beberap prinsip-prinsip pada Busines Process Reenginering adalah :
Beberapa pekerjaan dikombinasikan menjadi satu Pegawai membuat keputusan (empowerment of employees). Pengambilan keputusan menjadi bagain dari pekerjaan. Langkah dalam proses bisnis dilakukan dengan urutan yang alami dan beberapa pekerjaan dilaksanakan secara bersamaan. Proses untuk menghasilkan atau memproduksi barang yang sama atau menyediakan layanan yang sama dapat disusun sehingga hanya sedikit variasi barang yang dapat dilakukan kustomisasi.
»»  READMORE... by Facebook Comment

Intelligent Systems


11.1 Artificial Intelligence (AI)
Artificial Intelligence adalah cara bekerjanya suatu mesin yang menyerupai cara berpikir atau kecerdasan manusia. Hal ini melibatkan pembelajaran proses berpikir manusia terlebih dahulu, yang selanjutnya merepresentasikan proses tersebut melalui mesin komputer, robot dan sejenisnya.Tujuan dari Artificial Intelligence adalah :
  • Membuat mesin semakin pintar atau cerdas.
  • Memahami apa yang dimaksud dengan kecerdasan.
  • Membuat mesin menjadi lebih bermenfaat.
Berikut hal-hal yang termasuk dalam karakteristik intelligence atau kecerdasan adalah :
  • Belajar dari pengalaman.
  • Memperoleh pengertian dari pesan yang ambigu atau bertentangan.
  • Memberikan respon yang cepat dan berhasil terhadap situasi baru.
  • Menggunakan alasan untuk memecahkan persoalan dan melakukan tindakan langsung secara efektif.
  • Berhadapan dengan situasi yang kompleks.
  • Memahami dengan jalan yang rasional.
  • Menerapkan pengetahuan untuk memanipulasi lingkungan (environtment).
Tujuan utama dari AI adalah membuat suatu mesin atau sistem yang menyerupai cara berpikir manusia. AI sering sekali dihubungkan dengan konsep pengetahuan. Komputer tidak dapat belajar atau memperoleh pengalaman layaknya manusia, namun komputer dapat menggunakan pengetahuan (knowledge) yang diberikan kepada komputer tersebut oleh tenaga ahli. Pengetahuan tersebut terdiri atas fakta, konsep, teori, metode heuristic, prosedur dan relationships.

11.1.1 Perbandingan Artificial Intelligence dengan Natural Intelligence
AI memiliki beberapa kelebihan dibandingkan dengan Natural intelligence, diantaranya adalah :
  • AI bersifat permanen sedangkan natural intelligence dapat hilang. Contoh seorang pegawai akan membawa pengetahuan yang dimilikinya ketika ia pindah dari perusahaan tempat ia bekerja.
  • AI murah dibandingkan natural intelligence. Untuk beberapa kasus, mengembangkan atau membeli suatu intelligent system akan mengeluarkan biaya yang lebih murah dibandingkan menggunakan manusia untuk mengerjakan hal yang sama.
  • AI konsisten dan teliti
  • AI dapat didokumentasikan
Keputusan yang dibuat dengan menggunakan komputer akan mudah didokumentasikan dengan menelusuri aktivitas sistem.
  • Dengan menggunakan AI, dapat melakukan duplikasi dan penyebaran pengetahuan (knowledge) dengan mudah.
Sementara itu, Natural Intelligence juga memiliki beberapa kelebihan dibandingkan
AI, yaitu diantaranya :
  • Natural Intelligence kreatif.
  • Kemampuan untuk memperoleh pengetahuan telah diwariskan pada manusia sehingga manusia dapat berpikir kreatif.
  • Natural Intelligence memberikan keuntungan bagi manusia dengan memungkinkan manusia untuk langsung menggunakan pengalaman sensorik.
  • Natural Intelligence memungkinkan manusia untuk mengenali hubungan antara hal-hal, kualitas dan pola yang menjelaskan hubungan antar item.

11.1.2 Sistem Artificial Intelligence
Berikut beberapa intelligent system yang utama :
  • Expert Systems (ES)
Expert System adalah sistem komputer yang berfungsi untuk memberikan
saran kepada para pengguna dalam menyelesaikan suatu permasalahan yang
sulit.
  • Natural Language Technology
Teknologi Natural Language yang dikenal dengan Natural Language Processing (NLP) yaitu teknologi yang memberikan pengguna kemampuan untuk berkomunikasi dengan komputer dengan menggunakan bahasa manusia.
  • Speech (voice) Understanding
Speech (voice) Understanding adalah pengenalan dan pemahaman oleh komputer terhadap suatu pembicaraan dalam bahasa tertentu. Robotic and Sensory Systems Sistem sensorik dikombinasikan dengan AI akan menghasilkan suatu system yang dinamakan dengan robotics. Robot adalah peralatan mekanik elektronik yang dapat diprogram untuk secara otomatis melakukan suatu tugas tertentu.
  • Computer Vision and Scene Recognition
Visual Recognition adalah penambahan suatu bentuk kecerdasan computer (computer intelligence) dan pengambilan keputusan untuk membuat informasi visual yang diterima dari mesin sensor dalam bentuk digital.
  • Intelligent Computer-Assisted Instruction (ICAI)
Computer-Assisted Instruction (CAI) merupakan basis pembelajaran secara elektronik (e-learning), dimana melibatkan kehebatan komputer ke dalam proses pendidikan. Metode CAI telah diterapkan pada pengembangan system Intelligent Computer-Assisted Instruction yang dapat mengajar manusia dengan membentuk teknik pengajaran agar sesuai dengan pola belajar dari tiap individu murid.
  • Machine Learing
Machine Learing merupakan sekumpulan metode yang berusaha mengajar komputer untuk memecahkan permasalahan atau untuk mendukung pemecahan masalah dengan melakukan analisis terhadap kasus-kasus terdahulu maupun yang sekarang.
  • Hadwriting Recognizers
Teknologi yang ditunjang oleh expert systems dan neural computing yang dapat mengenali tulisan tangan manusia.
  • Intelligent Agents
Intelligent Agents adalah agen yang berfungsi untuk melakukan berbagai macam tugas,

11.2 Expert Systems
Expert System adalah sistem komputer yang berfungsi untuk memberikan saran
kepada para pengguna dalam menyelesaikan suatu permasalahan yang sulit.
Tujuan utama expert system adalah melakukan transfer keahlian dari para ahli
dengan mendokumentasikannya ke dalam komputer untuk selanjutnya digunakan
pengguna dalam membantu menyelesaikan permasalahan yang sulit. Proses ini
melibatkan empat aktivitas :
1. Memperoleh pengetahuan(knowledge) dari ahli atau sumber-sumber lain.
2. Merepresentasikan pengetahuan (knowledge) di dalam komputer.
3. Mengambil kesimpulan dari pengetahuan (knowledge)
4. Melakukan transfer pengetahuan(knowledge) dan menggunakannya untuk
menyelesaikan permaslahan.
11.2.1 Kelebihan dan Keterbatasan Expert Systems
Expert System memiliki beberapa kelebihan, diantaranya sebagai berikut :
  • Meningkatkan hasil (output) dan produktivitas.
  • Meningkatkan kualitas dan kehandalan (reliability).
  • Mendapatkan pengetahuan yang jarang.
  • Meningkatkan layanan terhadap pelanggan.
  • Toleransi terhadap kesalahan.
  • Dapat mengambil keputusan dan menyelesaikan permasalahan yang kompleks.
Disamping kelebihan-kelebihan di atas, expert system juga memiliki beberap
keterbatasan, diantaranya adalah :
  • Pengetahuan yang ingin didapatkan terbatas.
  • Tidak ada satu solusi yang benar karena pendekatan para ahli dalam menyelesaikan permasalahan berbeda-beda.
  • Pengguna tidak sepenuhnya menggunakan keahlian sistem karena terbatasnya pemahaman terhadap sistem.
  • Untuk membangun ES dibutuhkan biaya yang besar.
  • Masalah pertanggung jawaban dari sistem atas pemberian saran atau solusi yang buruk.

11.2.2 Proses dari Expert System
Proses pada expert system dapat dibagi atas dua bagian yaitu system development
environment(lingkungan pengembangan sistem) dan consultation environment
(lingkungan konsultasi). Pada lingkungan pengembangan, proses dimulai dengan
mendapatkan pengetahuan dari para ahli atau dokumentasi sumber. Selanjutnya
pengetahuan tersebut diprogram di dalam sistem basis pengetahuan (system;s
knowledge base) bersama dengan fakta, yang biasanya dengan menggunakan
aturan “if-then”. Pada lingkungan konsultasi, pengguna menggunakan sistem dan
sistem mengumpulkan informasi dari pengguna yang biasanya dilakukan dengan
mengajukan pertanyaan. Selanjutnya sistem akan melakukan pencarian pada basis
pengetahuan (knowledge base) dan memberikan tindakan rekomendasi.

11.2.3 Komponen Expert System
Expert System memiliki komponen-komponen sebagai berikut :
a. Knowledge Base
Knowledge Base mengandung pengetahuan yang dibutuhkan untuk
melakukan pemahaman, perumusan, dan pemecahan permasalahan.
Knowledge Base terdiri dari dua elemen yaitu facts seperti permasalahan dan
rules.
b. Blackboard
Blackboard adalah area kerja memory yang digunakan untuk menyimpan
hasil dan juga merupakan basis data sementara yang digunakan oleh mesin
dalam melakukan tugas.
c. Brain
Brain dari expert system merupakan progam komputer yang menyediakan
metodologi untuk memberikan mempertimbangkan dan merumuskan
kesimpulan.
d. User Interface
User Interface berfungsi untuk memungkinkan terjadinya dialog antara
pengguna dengan komputer, yang biasanya direpresentasikan dalam bentuk
pertanyaan dan jawaban.
e. Explanation Subsystem
Explanation Subsystem berguna untuk menelusuri tanggung jawab untuk
suatu kesimpulan, yang berguna dalam melakukan transfer pengetahuan dan
penyelesaian permasalahan.
Expert System dan internet saling mendukung satu sama lan. Meluasnya
penggunaan internet memberikan kesempatan untuk menyebarkan dengan luas
pengetahuan kepada orang banyak.

11.3 Intelligent System Lainnya
11.3.1 Natural Language Processing and Voice Technology
Natural Language Processing(NLP) adalah komunikasi dengan komputer dalam bahasa yang biasa digunakan untuk berbicara. Aplikasi-aplikasi dari NLP adalahsebagai berikut :
  • Aplikasi dari Natural Language Processing
Natural Language Processing telah diterapkan pada beberapa area seperti
menyimpulkan suatu teks, analisis grammar, menterjemahkan dari suatu
natural language ke natural language lainnya dan lain sebagainya.
  • Voice (Speech) Recognition and Understanding (Pengenalan Suara dan
Pemahaman)
Voice (Speech) Recognition adalah proses yang memungkinkan pengguna
untuk berkomunikasi dengan komputer dengan cara ber bicara. Tujuan utama
dari Voice (Speech) Recognition adalah membuat komputer mengerti natural
speech dari suara manusia sebaik manusia dapat mendegarkannya.
  • Voice Portals
Voice Portals merupakan tempat informasi yang dapat diakses dengan
menggunakan suara.
  • Voice Generation (Voice Synthesis)
Voice Generation (Voice Synthesis) merupakan teknologi dimana computer dapat berbicara.

11.3.2 Neural Computing
Artificial Neural Network adalah model komputer yang menyamai atau melebihi jaringan saraf biologis. Beberapa area bisnis yang menggunakan artificial neural network diantaranya adalah:
  • Data mining : Menemukan data pada suatu basis data yang besar dan kompleks
  • Tax Fraud : Mengidentifikasi, meningkatkan, dan menemukan hal-hal yang tidak biasa atau tidak beres.
  • Financial Services : Mengidentifikasi pola pada data pemasaran dan lain sebagainya.
  • New Product Analysis : Meramalkan penjualan dan evaluasi pasar.

11.3.3 Case-Based Reasoning
Case-Based Reasoning merupakan proses adaptasi solusi yang sukses yang
digunakan terdahulu untuk menyelesaikan permasalahan baru. Proses diawali
dengan mencari solusi yang menyelesaikan permasalahan yang mirip dengan
permasalahan yang sekarang. Selanjutnya dilakukan adaptasi terhadap solusi
terdahulu tersebut untuk digunakan menyelesaikan permasalahan yang sekarang.

12.3.4 Fuzzy Logic
Fuzzy Logic berhubungan dengan ketidakpastian dengan menstimulan proses
qualitative human reasoning, dan membiarkan komputer untuk mengambil tindakan
yang kurang tepat dan secara logika. Pada pendekatan ini, pengambilan keputusan
bukan masalah benar atau salah, hitam atau putih, bahkan sering melibatkan “abuabu”
yang berarti tidak benar dan tidak salah.

11.4 Intelligent Agents
Intelligent Agent adalah perangkat lunak (software) yang merasakan lingkungannya dan selanjutnya membawa beberapa operasi atas nama pengguna atau program, dengan tingkatan autonomi tertentu dan juga merepresentasikan tujuan atau keinginan pengguna. Intelligent Agent memiliki kemampuan untuk memfasilitasi tugas-tugas sebagai berikut :
  • Akses informasi dan navigasi (Information access and navigation)
  • Menunjang pengambilan keputusan (Decision Support and empowerment)
  • Aktivitas kantor yang berulang (Repetitive Office Activities)
  • Mundane Personal Activities
  • Pencarian dan mendapatkan (Search and Retrieval)
  • Electronic Commerce Agents
  • Domain Experts
  • Aktivitas Manajemen (Management Activities)

Intelligent Agents memiliki aplikasi-aplikasi sebagai berikut :
  • User Interface Agents
Memonitor penggunaan dan menyarankan peningkatan. Contoh : Microsoft’s Wizard.
  • Operating System Agents
Menambah account, melakukan manajemen group,mengatur akses, menambah dan menghapus program dan peralatan, monitor licenses.
  • Spreadsheet Agents
Menawarkan saran untuk peningkatan, dapat mengajar pengguna pemula.
  • Workflow and Task Management Agents
Melaksanakan manajemen work flow, mengawasi aktivitas.
  • Software Development Agents
Membantu dalam aktivitas rutin seperti penyaringan data.

11.5 Virtual Reality
Virtual Reality adalah interaktif, menggunakan gambar tiga dimensi yang dihasilkan komputer dan disampaikan ke pengguna melalui tampilan head-mounted. Keuntungan dari virtual reality adalah lebih dari satu orang dapat berbagi dan berinteraksi pada lingkungan yang sama. VR dapat menjadi media yang sangat bermanfaat untuk komunikasi, kerjasama di bidang hiburan, dan belajar. Contoh aplikasi-aplikasi dari VR diantaranya adalah sebagai berikut :
Manufacturing
o Melatih pekerja
o Merancang, uji coba, dan vrtual prototyping dari produk dan proses
Transportation
o Perancangan mobil baru dan uji coba mobil
o Simulasi penerbangan kelas satu di pesawat
Lembaga Sertifikasi Profesi Telematika Indonesia 232
Finance
o Menampilkan harga barang dan karakteristik
Military
o Pelatihan(pilot, astronot, supir)
Medicine
o Pelatihan pembedah dan perencanaan pembedahan atau operasi
o Merencanakan terapi fisik
Marketing
o Menyimpan dan menampilkan produk
o Belanja secara elektronik

11.6 Permasalahan Etika dan Global
11.6.1 Permasalahan Etika
Permasalahan etika berhubungan dengan penyalah gunaan kegunaan intelligent systems oleh pengguna. Selain itu, privacy juga menjadi masalah utama pada basis pengetahuan (knowledge base)

11.6.2 Permasalahan Legal (Legal Issues)
Penggunaan Intelligent systems menimbulkan permasalahan legal atau permasalahan yang berhubungan dengan hukum, diantaranya :
  • Siapa yang bertanggung jawab terhadap saran yang salah?
  • Siapa yang memiliki pengetahuan yang terdapat pada basis pengetahuan (knowledge base)?
  • Dapatkah manajemen memaksa para ahli untuk memberikan keahliannya?
  • Demikian beberapa permasalahan yang sering muncul dalam penggunaan intelligent system dan banyak permasalahan-permasalahan lainnya.
»»  READMORE... by Facebook Comment