12.1 Strategic Information System
Strategic
Information Systems (SISs) atau Sistem Informasi yang strategis adalah sistem
yang menunjang dalam pembentukan strategi bersaing dari suatu organisasi. SIS
memiliki kemampuan untuk melakukan perubahan secara signifikan terhadap proses
pelaksanaan bisnis. Peran-peran Teknologi Informasi terhadap sistem yang
strategis adalah :
- Teknologi Infromasi menciptakan aplikasi yang menyediakan keuntungan strategis secara langsung untuk organisasi. Contoh : Federal Express merupakan perusahaan pertama dalam dunia industri yang menggunakan teknologi informasi untuk menelusuri lokasi dari setia paket pengiriman barang di dalam sistemnya.
- Teknologi Infromasi mendukung perubahan yang strategis seperti reengineering.
- Teknologi Informasi menyediakan inovasi yang berhubungan dengan teknologi atau bertindak sebagai enabler dari inovasi.
- Teknologi Infromasi menyediakan Competitive Intelligence dengan mengumpulkan dan menganalisis informasi mengenai inovasi, pasar, pesaingpesaing, dan perubahan lingkungan.
12.1.1 Competitive Intelligence
Aktivitas-aktivitas
dari Competitive Intelligence diantaranya adalah mengumpulkan informasi
mengenai para pesaing, informasi mengenai pasar, teknologi dan tindakan-tindakan
pemerintah. Competitive Intelligence mengarahkan kinerja bisnis dengan meningkatkan
penegtahuan pasar dan menaikkan kualitas dari perencanaan strategis (strategic
planning). Competitive Intelligence dapat ditingkatkan oleh Teknologi Informasi
termasuk Intelligent Agents. Internet memegang peranan penting dalam mendukung
Competitive Intelligence. Dengan menggunakan tools internet, perusahaan dalam
mengimplementasikan strategi searching untuk mengumpulkan Competitive
Intelligence dengan mudah, cepat,dan relatif tidak mahal.
12.2 Porter’s Competitive Forces Model
Persaingan
menjadi hal yang utama dalam keberhasilan atau kegagalan suatu perusahaan.
Salah satu framework yang cukup dikenal untuk melakukan analisis terhadap daya
saing adalah Porter’s Competitive Forces model. Pada Porter’s Model, terdapat
lima kekuatan (forces) utama yang dapat membahayakan posisi suatu perusahaan
pada industri. Kelima kekuatan utama tersebut adalah :
- Ancaman dari pesaing baru.
- Kekuatan penawaran (bargaining power) dari supplier.
- Kekuatan penawaran (bargaining power) dari pelanggan (customer).
- Ancaman dari produk atau layanan pengganti.
- Persaingan diantara perusahaan-perusahaan dalam dunia industri.
Tujuan
dari identifikasi terhadap kekuatan-kekuatan (forces) bersaing di atas adalah untuk
memungkinkan organisasi untuk membuat strategi yang bertujuan membangun posisi
yang menguntungkan dan dapat dipertahankan terhadap lima kekuatan (forces)
tersebut. Adapun strategi-strategi sebagi respon terhadap kekuatan bersaing
diatas adalah :
1. Cost
Leadership Strategy : menghasilkan produk dan atau layanan dengan
biaya yang
paling rendah dalam industri.
2.
Differentiation Strategy : menjadi unik dalam dunia industri, misalnya dengan
menghasilkan
suatu produk dan atau layanan dengan kualitas yang tinggi dan
harga bersaing.
3. Focus
Strategy : memilih ruang lingkup pasar yang sempit, dan mencapai
strategi cost
leadership atau differentiation pada ruang lingkup tersebut.
4. Growth
Strategy : meningkatkan market share, mendapatkan pelanggan
yang lebih
banyak atau menjual lebih banyak produk dengan menggunakan
perdagangan
elektronik (electronic commerce) untuk memperkuat
perusahaan dan
meningkatkan keuntungan dalam jangka waktu panjang.
5. Alliances
Strategy : bekerja sama dengan rekan-rekan bisnis. Dengan fasilitas
electronic data
interchange, groupware, ekstranet, strategi ini memungkinkan
perusahaan untuk
konsentrasi pada bisnis utama dan menyediakan peluan
untuk bertumbuh.
6. Innovation
Strategy : membuat produk dan layanan baru, fitur-fitur baru
pada produk dan
layanan yang telah ada, dan cara baru untuk memproduksi
atau menjual
produk dan layanan tersebut.
7. Internal
Efficiency Strategy : meningkatkan pelaksanaan proses bisnis seperti
peningkatan
kepuasan pelanggan, kualitas dan produktivitas, mengurangi
waktu pemasaran
dan lain sebagainya. Selain itu, meningkatkan proses
pengambilan
keputusan dan manajemen aktivitas, dapat meningkatkan
efisiensi.
8.
Customer-Oriented Strategy : Konsentrasi untuk membuat pelanggan senang
dengan menyadari
bahwa pelanggan adala raja dan ratu. Kontribusi Teknologi
Informais dalam
hal ini adalah meningkatkan layanan terhadap pelanggan,
misalnya dengan
fasilitas e-mail atau katalog komputer.
12.2.1 Penggunaan Forces Model
Dalam
menggunakan Forces model, terdapat empat langkah yang terlibat, yaitu:
1. Mendaftarkan
players dalam setiap Competitive Force, misalnya berbelanja
melalui internet
dapat menjadi pengganti dari pergi berbelanja ke toko.
2. Hubungkan
penentu utama (major determinants) untuk setiap force. Misalnya
untuk berbelanja
secara elektronik dapat diperiksa biaya pembeli,
keuntungan dari
berbelanja secara elektronik, dan lain sebagainya.
3. Menemukan
cara bagaimana perusahaan mengatasi forces berdasarkan
player dan
penentu (determinants).
4. Cari
teknologi informasi yang mendukung, misalnya teknologi untuk
mengatur pembeli
yang banyak, atau penggunaan basis data yang besar dan
lain sebagainya.
12.2.2 Peranan Teknologi Informasi pada
Competitive Forces
Berikut
ini akan diuraikan beberapa dukungan Teknologi Informasi berdasarkan
implikasi bisnis
pada setiap Competitive Forces :
Ancaman dari
pesaing baru.
- Mengurangi harga : produk atau layanan yang berbeda-beda.
- Basis baru untuk persaingan : mengawasi jalur distribusi (distribution channels), membagi-bagi pasar (segmenting market).
Kekuatan
penawaran (bargaining power) dari supplier.
- Meningkatkan harga : implementasikan supplier Sourcing system.
- Mengurangi kualitas penyediaan barang atau layanan : memperluaspengawasan kualitas.
Kekuatan
penawaran (bargaining power) dari pelanggan (customer).
- Memaksa harga turun : produk atau layanan yang berbeda-beda dan meningkatkan kinerja.
- Mendorong persaingan : memfasilitasi pembeli dengan pemilihan produk.
Ancaman dari
produk atau layanan pengganti.
- Membatasi pasar yang berpotensi dan keuntungan : menggunakan strategi differentiation.
Persaingan
diantara perusahaan-perusahaan dalam dunia industri.
- Kompetisi harga : meningkatkan harga, kinerja.
- Kebutuhan membangun produk dan layan baru : mendefinisikan ulang produk dan layanan.
- Distribusi dan layanan : mendefinisikan ulang pembagian pasar.
- Dibutuhkan loyalitas pelanggan : mendekati konsumen.
12.3 Business Process Reengineering (BPR)
Salah
satu pendekatan untuk mengingkatkan efektivitas suatu organisasi adalah Business
Process Reengineering (BPR). BPR merupakan aktivitas yang menggunakan berbagai
macam jenis input untuk menciptakan output kepada pelanggan. Pada BPR, suatu
organisasi berpikir secara mendasar dan merancang ulan gsecara radikal proses
bisnis perusahaan atau organisasi tersebut untuk mencapai peningkatan yang
hebat dalam ukuran kinerja dari sisi kualitas, biaya kecepatan dan laaynan.
12.3.1 Prinsip-Prinsip BPR
Beberap
prinsip-prinsip pada Busines Process Reenginering adalah :
Beberapa
pekerjaan dikombinasikan menjadi satu Pegawai membuat keputusan (empowerment of
employees). Pengambilan keputusan menjadi bagain dari pekerjaan. Langkah dalam
proses bisnis dilakukan dengan urutan yang alami dan beberapa pekerjaan
dilaksanakan secara bersamaan. Proses untuk menghasilkan atau memproduksi
barang yang sama atau menyediakan layanan yang sama dapat disusun sehingga
hanya sedikit variasi barang yang dapat dilakukan kustomisasi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar